Perkara SSD Rusak

See at my main website here

Beberapa waktu yang lalu, aku dapat kabar dari temanku kalau laptopnya bermasalah. Katanya beberapa kali gak mau boot karena dikira gak ada boot device dan beberapa kali just straight up lemot out of nowhere. Jadi aku mampir ke rumah dia buat ngecek dan sekaligus benerin kalau sempat.

Setelah aku sampai dan memeriksa laptopnya dia, gejalanya adalah saat pertama kali booting up, saat masuk di login screen Windows, kursornya gak jalan sama sekali dan untuk load up pasca login pun lambat. Setelah beberapa saat, aku paksa matikan. Dan ketika dinyalakan lagi, gejala tidak ada boot device muncul sehingga tidak bisa boot ke partisi di penyimpanannya.

Aku coba tanyakan kepada dia penyimapan apa yang dia pakai. Seingat dia udah diganti ke SSD oleh salah satu temannya dulu, dari yang sebelumnya merupakan stock HDD bawaan. Ketika aku cek di pengaturan BIOS, tidak ada sama sekali SSD itu, tidak terbaca. Aku merasa bahwa SSD ini sudah rusak.

Aku coba bongkar laptopnya, dan ternyata SSD yang digunakan adalah ADATA SU650 yang 2.5″. Sebelumnya aku dengar yang model ini memang rentan bermasalah sehingga perlu dihindari. Walau aku sendiri juga pakai SU650, aku pakai yang M.2 SATA daripada yang 2.5″. Menyebalkan, bukan?

Karena dia bilang dia sebelumnya pakai HDD, aku minta dia buat coba carikan dulu. Setelah ketemu dan aku coba pasang, instalasi Windows di partisi HDD tersebut masih ada dan masih bisa di-boot. Cuma karena ini HDD dan di situ pakainya Windows 11, lemotnya minta ampun. Tetapi syukurlah data yang ada di HDD itu masih aman semua, rupanya temanku masih ingin menyimpan semua isinya juga.

Aku coba untuk boot dari HDD itu menggunakan desktop yang aku bawa (ya, aku memang membawa desktop-ku juga kala itu), masih bisa boot juga, dan sama-sama lemot. Sembari menunggu, aku iseng memasang SSD-ku yang satunya, dari Intel tetapi hanya sebesar 32 GB yang berisi partisi Fedora ke laptop temanku, dan cukup lancar mengingat ini SSD.

Tiba-tiba temanku terbesit pikiran untuk membeli SSD-ku juga karena saat itu SSD-nya tidak bisa diselamatkan dan HDD-nya tidak bisa diajak kompromi padahal dua hari setelahnya akan dipakai untuk online conference. Setelah pikir panjang, kami deal untuk menggunakan SSD Intel punyaku kemudian instal ulang Windows di situ beserta aplikasi yang diperlukan.

Memang kesannya kayak pelit banget, tetapi dia setuju saja karena dia sebenarnya sudah jarang pakai laptop itu lagi tetapi kebetulan mau dipakai lagi untuk melakukan online conference. Karena dia tidak masalah, aku lakukan sesuai persetujuan tadi. Aku juga memberi dia saran mengenai HDD tadi sebaiknya dibelikan enclosure agar menjadi HDD eksternal dan ke depannya jika ingin membeli SSD lagi, perhatikan baik-baik merk serta modelnya agar tidak terkecoh lagi. Kemudian aku pasangkan Windows 11 beserta aplikasi yang dibutuhkan.

Bonus: Makan siang selepas sampai Stasiun Tugu