Dalam dua tahun terakhir, terutama pasca Elon membeli Twitter, hampir semua orang mencoba untuk menggunakan media sosial baru untuk menggantikan Twitter. Memang sih, hal ini bukan sebuah hal yang mudah karena berbagai macam faktor. Dan dengan banyaknya pilihan situs, tentu kita juga bingung mau kemana.
Kebanyakan orang yang sadar akan pentingnya jejaring sosial terdesentralisasi memilih untuk menggunakan Mastodon, yang sebelum Elon membeli Twitter pun sudah cukup ramai dipakai walau masih tergolong niche juga. Misskey.io juga sempat ramai bagi para pengguna di Jepang, terutama ilistrator dan pegiat karya lainnya di sana karena fiturnya juga cukup menarik.
Threads memberi jawaban atas hal yang terjadi pada Twitter tahun lalu dengan merilis platformnya walau belum benar-benar matang dan tergantung dengan Instagram. Dan baru hari ini Threads mulai membuka diri ke fediverse dan bisa mengikuti siapa saja di sana, walau masih sepenuhnya belum lancar.
Dan setelah melepas masa invite-only-nya beberapa bulan kemarin, Bluesky sekarang semakin ramai karena bsia dibilang hampir semua yang pernah pakai Twitter juga mendaftar ke sana. Hingga tulisan ini ditulis, sudah ada 24 juta pengguna berada di Bluesky.
Dan Twitter sendiri walaupun sudah menjadi hellsite di akarnya, masih tetap digunakan oleh banyak orang yang berlawanan dengan Elon beserta pengikutnya yang mayoritas merupakan orang-orang sayap kanan di Amerika Serikat. Memang kondisi yang cukup unik mengingat audiens juga sudah terbangun lama di sana tetapi kebijakannya semakin kacau.
Jadi pernyataannya adalah, aku harus kemana? Haruskah aku pindah dari Twitter sekarang, atau masih tetap di situ? Ada beberapa hal yang perlu aku pertimbangkan untuk memilih dimana tempat yang ingin aku singgahi ke depannya, dan ada beberapa faktor yang sekiranya dapat membantuku untuk memilih. Mungkin jawaban yang akan aku ulas di tulisan ini akan subyektif banget, jadi silakan pertimbangkan juga dengan preferensi dirimu sendiri.
Tentu saja menggunakan sebuah media sosial juga membutuhkan kehadiran “teman” di situ karena… ya, namanya juga ruang sosial. Tentu menggunakan media sosial untuk tujuan tertentu dan bukan untuk berinteraksi sama teman dan untuk mengikuti hal lainnya. Berita bisa, hobi juga boleh. Dan jujur poin pertama ini yang bikin aku ingin meninggalkan Twitter karena selama ini aku tidak memiliki teman atau mutual yang sering interaksi denganku di sana. Antara sedikit mutual yang udah jarang interaksi, atau kebanyakan juga teman dari Facebook yang udah kebiasa interaksi di sana. Aku jarang mendapatkan interaksi langsung secara organik dan eksklusif di Twitter, jadi selama ini juga males buat menetap di sana, kecuali untuk poin selanjutnya.
Aku di Twitter sendiri juga sudah memposisikan diri sebagai seorang kreator dan musisi, tetapi jujur hingga sekarang pun susah untuk membuahkan hasil yang maksimal. Entah dari diriku sendiri yang memang skill issue atau platform-nya kurang mendukung. Aku sendiri memang memiliki hampir nol audiens selama ini, aku bukan orang yang cukup pandai untuk memasarkan apa yang aku lakukan, sehingga bisa dibilang bukan poin yang penting. Tetapi jikalau Twitter sekarang sudah menjadi bubur, ngapain ya aku tetap berada di situ?
Sudah cukup diketahui kalau Twitter bisa menjadi surganya mengonsumsi hal-hal berkaitan dengan hobi jejepangan oleh banyak orang. Kebanyakan ilustrator juga memulai presensi jejaring sosialnya juga di Twitter karena cukup mudah. Belum lagi akun-akun resmi terkait dengan seri atau waralaba jejepangan yang masih eksis di sana, justru inilah poin besar yang masih membuat aku menetap di sini. Dan untuk hobi soal komputer dan teknologi, Twitter juga masih banyak secara jumlah dibanding dengan fediverse serta Bluesky, algoritmanya juga lebih kuat di sana. Walau ujungnya posisiku di Twitter menjadi pasif dan hanya mengonsumsi informasi.
Sebagai seseorang yang sekarang sudah sering yapping dan menjelajahi media sosial alternatif seperti fediverse dan Mastodon, aku jadi merasa tidak begitu membutuhkan Twitter dalam jangka waktu yang lama karena ujungnya di sana aku gak ngapa-ngapain kecuali buat ngikutin hobi jejepangan gue.
Seperti yang sudah aku sampaikan di atas, secara teknis fediverse mencakup Mastodon, Misskey, Pleroma, bahkan Threads serta lainnya yang berbasis ActivityPub sudah perlahan dapat terhubung dengan Bluesky yang berbasis AT Protocol. Hal ini memungkinkan terhubungnya semua orang satu sama lain dan tidak peduli dari mana mereka. Itulah interopabilitas yang tidak dimiliki oleh Twitter dan jejaring sosial tradisional lainnya. Yang apabila semuanya sudah pindah dari Twitter ke salah satu dari pilihan di atas, tentunya urgensi untuk tetap di Twitter, dalam tanda kutip sih.
Aku mulai dari fediverse secara umum dengan mengecualikan Threads. Aku selama dua tahun lebih bercokol di Misskey Indonesia karena sempat diundang teman ke sana dan alhamdulillah sampai sekarang masih nyaman. Untuk alasannya mungkin bakalan panjang banget karena mencakup mengenai perubahan pandanganku terhadap media sosial seperti apa dan apa yang harus kita cermati sekarang agar dapat menjadi pengguna internet yang bijak.
Tetapi aku merasa nyaman di sini. Aku memiliki teman baru, yang bukan mutual yang sudah ketemu di Facebook yang sayangnya kebanyakan mereka juga udah gak aktif di fediverse lagi. Soal audiens, fediverse bukan fokus utama dalam hal ini karena secara alami fediverse juga tidak ada algoritma dan pengikutku sendiri juga sedikit. Aku abaikan bagian ini. Kemudian untuk hal yang aku sukai, sebenarnya cukup banyak, walaupun kurang tertata rapi dan perlu dikelola lagi yang tentu memakan waktu yang cukup banyak. Akhir-akhir ini sering menemukan akun yang suka memposting terkait komputer retro, hal yang biasa aku ikuti di Twitter yang satunya. Dan untuk akun-akun ilustrator dari Jepang aku ikuti dari akunku satunya di Misskey.io agar tidak jadi satu feed dengan yang di akun utama biar gak terlalu ramai.
Kemudian ke Threads, mungkin aku gak akan terlalu lama bahas platform ini. Threads bisa dibilang cukup buruk dari kedua opsi lainnya, bahkan sama Twitter lebih buruk menurutku. Teman tidak ada yang di situ. Hobi yang biasa aku ikuti susah dicari. Ilustrator yang biasa aku ikuti di Twitter gak ada yang betah di sana. Audiens mah boro-boro ada. Jadi secara singkat, Threads bukan pilihan utamaku. Apalagi mengingat algoritma For You mereka benar-benar buruk dan tidak cocok dengan apa yang aku inginkan. Tetapi aku masih memiliki tujuan di sana untuk memantau perkembangan mereka untuk menjadi salah satu server yang memanfaatkan ActivityPub untuk terhubung dengan platform lainnya.
Yang terakhir adalah Bluesky. Ketemu teman dan mutual baru di sini. Mutual dari Facebook udah jarang kelihatan juga gak masalah wkwkwkwk. Audiens skip dulu. Dan soal hobi, bisa dibilang sudah hampir bisa seperti di Twitter walau gak sepenuhnya bisa menggantikan. Dari 7500 lebih akun yang aku ikuti di Twitter, hanya 600 lebih sudah ada di Bluesky. Tentu saja jumlah ini masih sedikit. Tetapi sebagai sebuah tempat alternatif, hal ini patut disyukuri karena memang perlahan-lahan orang mulai tertarik ke sini juga, termasuk ilustrator Jepang yang biasa aku ikuti. Dan untuk akun-akun resmi sepertinya masih belum ada, atau setidaknya jarang ditemui di sini. Hobi sekitaran komputer dan teknologi perlahan-lahan kelihatan dan malah banyak orang-orang baru yang aku bisa ikuti. Dan tujuan khususnya masih sama dengan fediverse, ingin melhat perkembangan Bluesky, ATmosphere dan AT Protocol ke depannya seperti apa.
Jujur, Bluesky sendiri lebih menarik daripada fediverse buatku untuk sekarang karena mereka berada di posisi di antara jejaring sosial terfederasi dan jejaring sosial tradisional. Mereka memberikan sifat terdesentralisasi dan terfederasi seperti Mastodon dan kawan-kawan tetapi memberikan sifat algoritmik dan moderasi yang kuat seperti Twitter dan kawan-kawan. Melihat potensi inilah yang membuatku bisa merasa optimis bahwa Bluesky bisa menjadi opsi bagi orang yang awam tetapi mencari alternatif dari Twitter. Dengan hal itu, seharusnya Bluesky juga harus bisa membuat hal-hal teknis dari protokol dan platform ini menjadi mudah dipahami dan mudah digunakan.
Beruntung kalau seandainya ke depannya orang awam paham bahwa yang penting itu adalah protokol, bukan platform, seperti yang dikatakan oleh Mike Masnick pada tahun 2019 silam, yang sekarang sudah menjadi bagian dari Dewan Direksi Bluesky. Karena saat tulisan ini aku tulis, Threads sudah bisa terhubung dengan Mastodon dan Bluesky, orang awam yang sudah nyaman di Threads harusnya bisa merasa nyaman untuk tetap di sana tetapi tetap bisa terhubung dengan orang yang mereka kenal dari tempat lainnya. Tentu saja ini merupakan skenario yang bagus karena web sudah tidak ada dinding pembatasnya lagi seperti yang dibawakan oleh Dan Abramov dari Bluesky pada acara React Universe Conf 2024.
Twitter sudah aku jelaskan di atas. Bagaimana dengan Facebook dan Instagram? Jawabannya sulit. Karena aku sudah di Facebook selama 11 tahun dan di Instagram selama 9 tahun. Di sini aku bertemu mayoritas teman-temanku baik dari hobi yang sama di Facebook dan menjadi kolega selama sekolah dan kuliah atau bahkan teman rumah di Instagram. Jadi hampir semua kehidupanku di dunia maya masih membutuhkan Facebook dan hampir semua kehidupanku di dunia nyata hanya bisa menghubungiku melalui Instagram. Kalau membuat temanku di Twitter pindah ke fediverse atau Bluesky aja susah, apalagi mereka. Instagram sementara ini juga bukan fokus utamaku dan dibuka seperlunya saja, tetapi untuk Facebook, sepertinya sudah mendarah daging karena terlanjur bersama selama satu dekade lebih. Jadi masih susah bagiku untuk meninggalkannya, lebih susah daripada Twitter. TikTok? Dipakai buat lihat TikTok Shop doang, gak lebih.
Konklusi dari semua ini? Intinya aku looking forward dengan fediverse dan Bluesky, tetapi di sisi lain masih membutuhkan Facebook, Twitter dan Instagram. Walau optimis, aku masih rasional dalam masalah ini. Gak mungkin aku sepenuhnya lepas dari jejaring sosial tradisional karena faktor teman dan kenalan. Lihat, aku tinggal di Indonesia dan bukan di Uni Eropa. Mungkin melihat contoh yang sudah sepenuhnya berada di fediverse atau Bluesky kayaknya mudah, tetapi itu karena lingkungan mereka juga memudahkan mereka untuk sepenuhnya migrasi. Sedangkan di Indonesia sendiri boro-boro bisa, kebanyakan orang juga sekarang kalau gak Instagram ya TikTok, yang lucunya keduanya seharusnya tidak menyandang titel media sosial.