Sungguh, kalau bukan karena tiba-tiba tidak mau jalan, aku nggak bakal sekecewa ini. Memang sejak awal dijanjikan gratis. Tetapi jika ternyata jadi seperti ini, malah jadi gratis di dalam tanda kutip. Ah, ini tidak membahas bagimana hasil olahannya yang tidak bisa dikatakan maksimal, hanya fokus ke penggunaannya pasca sekian bulan yang tidak menyenangkan.
Aku sempat pakai Adobe Podcast beberapa waktu yang lalu. Layanan Adobe ini sebelumnya bernama Project Shasta, yang memanfaatkan teknologi text-to-speech dari Adobe Premiere Pro dan diterapkan ke ranah pengolahan audio berbasis AI. Bulan Desember kemarin, channel PiXimperfect mendemonstrasikan bagaimana output dari Adobe Podcast bisa jernih, bahkan bisa dianggap mirip dengan rekaman di studio. Agak skeptis sebenarnya, tetapi bagi seorang pemula yang masih susah untuk mendapatkan sebuah tempat dimana mereka bisa merekam audio mereka dengan maksimal, layanan ini adalah salah satu yang cocok bagi mereka.
Desember kemarin kebetulan aku sudah ada niat buat bikin acara podcast lagi, yang sekarang juga sudah jalan, SEUTAS. Dan kemudian di suatu hari sebelum rilis episode perdana, ada video dari PiXimperfect tadi mengenai Adobe Podcast. Sekilas saja, hasil yang dikeluarkan memang cukup bagus untuk standar produksi audio rumahan pemula. Aku mikir sejak awal kalau aku bisa memanfaatkan ini, bakal kebantu banget karena studioku sendiri berada di pinggir jalan raya persis, tidak ada ruangan yang terisolasi suaranya, apalagi mikrofon yang aku pakai hanya mikrofon kondenser murah atau malah aku lebih sering pakai mikrofon di ponselku.
SEUTAS di episode pertama sudah menggunakan Adobe Podcast sebagai polesan terakhir sebelum dirilis. Adobe Podcast sendiri mendukung baik MP3 dan WAV, asal tidak melebih 500 MB atau durasi 60 menit. Karena podcast yang selama ini aku lakukan tidak lebih dari 30 menit, hal ini tidak menjadi masalah. Prosesnya ternyata cukup makan waktu yang lama, ntah karena memang AI yang digunakan lama dalam pemrosesan atau apalah. Tetapi waktu yang ditempuh hingga mendapatkan hasilnya adalah 10 menitan untuk 23 menit podcast dalam bentuk MP3. Cukup menakjubkan juga.
Tetapi setelah jalan dua episode, semenjak awal bulan Maret, Adobe Podcast mulai tidak memberikan hasil sama sekali dan stuck di proses enhancing. Catatan yang biasanya muncul adalah rata-rata waktu pemrosesan hanya sekitar 10 menitan, tetapi setelah sempat aku tunggu bahkan aku tinggal melakukan kegiatan lain selama 30 menit, tidak ada hasil dan masih stuck di situ saja. Maka sejak episode 3 pekan kemarin, aku hanya mengandalakn noise reduction dari Capcut yang cukup berguna.
Adobe Podcast dijanjikan menjadi layanan yang bisa diakses secara gratis bagi semua orang, di samping kedua layanan lainnya yang masih belum tersedia ke publik. Hasilnya memang bukan seperti hasil yang diolah secara profesional serta bergantung pada AI, tetapi memang cukup membantu bagi yang masih terbatas dalam budget bagi yang membutuhkan. Tetapi secara tiba-tiba tidak bisa dipakai, bukannya malah seperti pemberi harapan palsu?